Kami berangkat tanggal 27 september 2014 bersama
rombongan enam orang tapi hanya tiga orang dari rombongan yang akan melakukan
petualangan ke pulau gede. Berangkat pukul 18.30, sampai di pulau sekitar pukul
18.00wib
Pulau gede adalah sebuah pulau yang terletak
di sebelah utara desa wates kecamtan kaliori kabubaten rembang, jawa tengah
dengan luas pulau sekitar 1km persegi saja. Jarak pulau dari garis pantai desa
wates kurang lebih 4-5km dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30-40menit
perjalanan menggunakan kapal nelayan.
Kami lahir di kabupaten Rembang namun ini kali
pertama kami mengunjungi pulau gede, hehehe. Adanya isu abrasi dan hilangnya
pulau marongan (saat ini pulau marongan sudah hilang/tenggelam) yang berdekatan
dengan pulau gede ini menggugah kami untuk mengunjungi pulau gede.
Adzan magrib sayup-sayup terdengar dari
sebrang pulau bersamaan dengan bersandarnya kapal yang mengantarkan kami.
Kesan
pertama menginjakkan kaki di pulau..?? jawabannya adalah : cool
Hamparan pasir putih dan air laut yang jernih
membuat semangat kami kembali bergairah untuk menginap di pulau ini disamping
bumbu-bumbu cerita masyarakat tentang mitos-mitos pulau..Whatever lah :D
Yang bermalam di sini berjumlah tiga orang,
itu artinya tiga orang lagi kembali ke pulau jawa, ciee jawa haha. Perlahan
kami turun satu persatu dari kapal, sesudah itu kapal meninggalkan kami
“terdampar” di sini.
Satu hal lagi, di pulau ini sinyal hape full coy..jadi kita bisa ganti-ganti PM bb layaknya reporter yg selalu mengabarkan tiap menit situasi pulau. Ya, karena jarak pulau yang tidak terlalu jauh memungkinkan sinyal telepon seluler bisa masuk dengan lantjarr di sini.
Setelah kapal pergi tinggalah kami bertiga
menyiapkan beberapa kebutuhan bermalam. Yang pertama dan paling utama adalah membuat
perapian sebagai sarana memasak dan penghangat suasana mengingat angin pulau lumayan
kencang.
Sekitar dua jam (sekitar pukul 20.00) kami
baru bisa mendirikan api unggun, yah maklum baru pertama ke tempat ini jadi
tidak gampang juga mencari kayu bakar dan benda-benda lain pemicu api. Setelah
api unggun menyala, kami lanjut menyiapkan peralatan untuk istirahat nanti
malam. Agak nekat memang, kami berangkat tidak membawa tenda dan hanya berbekal
tikar dan sarung.
Untuk konsumsi kami hanya membawa 9 bungkus
makanan andalan (baca: mie instan), 5botol air minum dan beberapa makanan kecil
dan kopi sachet. Panci kami siapkan, masak air, rebus air, bikin mie dan kopi
lalu siaplah kami menghabiskan malam disini menunggu pagi datang.
Situasi malam di sini tidak berbeda jauh dengan
lokasi-lokasi outdoor lain, hanya saja anginnya agak lebih kencang. Suhu udara
tidak terlalu dingin karena adanya angin dari darat cukup hangat, tetapi
setelah pukul 02.00wib ke atas situasi berbalik menjadi sangat dingin karena
angin laut mulai datang (ingat pelajaran IPA sekolah dasar tentang angin
darat/laut? hehe).
Ada yang agak aneh di lokasi ini walaupun jauh
dari daratan, pulau ini banyak dihuni oleh segerombolan tikus “Aneh ya? Mereka
ke sini naik apa?” Pikir kami. Beberapa kali kami harus bangun dan mengusir
tikus-tikus yang setiap datang berjumlah sekitar 2-5 ekor untuk curi-curi
kesempatan menggerogoti perbekalan. Beberapa saat kemudian akhirnya kami
berhasil memejamkan mata untuk beristirahat ditengah gangguan tikus-tikus tak
berperasaan :D
Pukul 04.00wib satu persatu kami terbangun
karena dinginnya udara ditambah lagi padamnya api unggun yang sebelumnya kami
buat semalam. Ingat ya, api unggun adalah hal urgen dan utama ketika kita
memutuskan untuk bermalam di suatu lokasi outdoor. Tanpa api unggun maka
blunder lah kita..
Singkat kata kami mulai lagi mecari kayu bakar
dan kembali menyalakan api unggun untuk mengusir dingin dan memasak air sebagai
persiapan jam sarapan kami. Setengah jam kemudian siaplah perapian dan mulailah
acara masak memasak sambil menunggu matahari terbit sebentar lagi.
Sekitar pukul 04.45wib langit timur sudah
nampak jingga pertanda pagi akan segera tiba. Kami mulai berjalan melihat-lihat
situasi di sekitar sambil berkeliling pulau menunggu matahari terbit. Saya
sendiri menyiapkan kamera saku yang sengaja saya bawa dari rumah. Walaupun
matahari belum nampak, di sekitar pulau sudah banyak aktivitas-aktivitas dari
kapal-kapal nelayan mencari ikan. Sebagian nelayan menatap heran ke arah pulau
karena keberadaan kami, hahaha.
Pukul 05.15wib matahari mulai tampak, perlahan
sudut-sudut pulau mulai terlihat. Mengejutkan, ternyata di sekeliling pulau
dipenuhi batuan-batuan sisa terumbu karang yang sudah rusak. sayang sekali. Ya, kabarnya memang gugusan terumbu karang di
sini sudah banyak yang hancur. Konon penyebab utamanya adalah penggunaan jaring
pukat harimau yang sebenarnya sudah di larang penggunaannya. Sepenglihatan saya
memang beberapa kapal nelayan yang melintas terlihat menggunakan peralatan-peralatan
terlarang itu. Lagi-lagi sayang ndess..
Ada beberapa jenis vegetasi di sini, di
dominasi pepohonan dengan ketinggian antara 4-7meter. Ada juga beberapa pohon
yang menjulang tinggi sampai ukuran puluhan meter namun jumlhnya tidak banyak.
Dari sisi lain pulau terlihat pengikisan-pengikisan
tanah daratan akibat abrasi, disamping itu pula banyak terlihat sampah di
mana-mana yang terbawa dari daratan seberang. Duhhh...
Setelah beberapa saat berkeliling pulau dan
mengambil beberapa gambar, kami putuskan untuk merasakan dingin dan jernihnya
air di sekitar pulau dengan ber-snorkeling ria. Keadaan bawah air yang berjarak
sekitar 5meter dari air terlihat mengenaskan..nmpak batuan karang yang sudah
rusak dan mati. Baru sekitar 6meter dari bibir pantai dengan kedalaman sekitar
1meter terlihat beberapa gugusan terumbu karang yang juga dihuni oleh beberapa
spesies ikan.
Kondisi air menurut saya cukup jernih bahkan
sangat jernih sehingga kami masih bisa menikmati sedikit keindahan yang tersisa
di bawah air. Yah, paling tidak masih ada sedikit harapan tentang kelestarian
pulau beserta keindahan terumbu karangnya. Tinggal bagaimana kitanyahhh...
Pukul 09.00wib kapal jemputan kami datang,
kamipun berkemas bersiap meninggalkan pulau. Satu catatan penting yang juga
merupakan kesan dan pesan dari kami untuk kita :
“kunjungilah, rawatlah, pedulilah”
Kami rekomendasikan untuk anda sekalian
mngunjungi pulau ini, lokasinya asik untuk berlibur..Pasir putih, ombak kecil,
beberapa lokasi terumbu karang dan ikan-ikan dengan air yang jernih..
Sekian cerita kami hari ini seiring kembalinya
kapal pengantar kami menuju pulau jawa..
@ahdiatgalih on twitter
@ahdiatgalih on twitter
Kalau boleh tahu biaya untuk transportasi dari Desa Wates ke Pulau Gede berapa ya kak?
ReplyDeleteSewa satu kapal per 2015 350an
Delete350 dulu dianter dan di jemput kan gan?
ReplyDelete